
BERITABLORA.ID, BLORA – Pengepul kulit hewan kurban mempunyai cara sendiri agar kulit yang dibeli dari para warga tidak cepat busuk.
Hal itu seperti yang dilakukan oleh pengepul kulit hewan kurban asal Blora, Hantoro (63).
Hantoro menerima kulit-kulit hewan kurban untuk kemudian dijualnya kembali ke pabrik sepatu.
Faktanya, penanganan kulit hewan kurban tidak hanya sekadar dikumpulkan. Tetapi ada proses yang harus dilakukan agar kulit yang dikumpulkan tidak mudah busuk.
“Ini ditimbang dulu kulitnya, nanti setelah ditimbang kulit dibersihkan, lalu ditaburi garam,” jelasnya, saat ditemui di rumah pengumpulan kulit miliknya, di Jalan Halmahera No.9 Jetis, Kauman, Blora, Sabtu (7/6/2025).
Bukan tanpa alasan, Hantoro menaburi garam, lalu menggosoknya secara merata terhadap setiap kulit hewan kurban yang ia kumpulkan.Hantoro, dibantu tiga karyawannya untuk menangani kulit hewan kurban.
“Tujuan penggaraman ini, agar kulit kambing atau kulit sapi lebih kuat, tidak mudah busuk.”
“Kalau dikasih garam ini kulit kambing bisa kuat sampai 14 hari, kalau kulit sapi bisa sampai kuat 1 bulan,” jelasnya.
Adapun, kalau tidak segera diberi penanganan diberi garam, kulit hewan kurban yang dikumpulkan akan dengan cepat membusuk.
“Kalau nggak segera dikasih garam ya, kulitnya busuk. Jadi misal hari ini kita terima kulit, harus segera dikasih garam, kalau nggak ya besok pagi sudah busuk. Nggak bisa dijual.”
“Jadi ya kalau Iduladha ini, sering lembur sampai malam, sehari bisa 200 lembar kulit kambing yang kita terima,” jelasnya.
Usai mengumpulkan kulit hewan kurban itu, Hantoro akan kembali menjual kulit itu ke pabrik sepatu.
“Biasanya saya kirim ke Magetan, Bandung, itu di pabrik-pabrik yang buat sepatu berbahan kulit,” paparnya