
BERITABLORA.ID, BLORA – Suasana semarak menyelimuti GOR Mustika Blora pada Sabtu pagi, 28 Juni 2025.
Bukan sekadar kegiatan olahraga biasa, hari itu menjadi momen penuh harapan bagi puluhan anak-anak disabilitas dari berbagai jenjang sekolah—SD, SMP, hingga SLB.
Mereka hadir untuk mengikuti Talent Scouting, ajang pencarian bakat calon atlet disabilitas yang digelar oleh National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Jawa Tengah.
Sekitar 40 peserta mengikuti serangkaian tes kebugaran dan keterampilan fisik. Mulai dari ketangkasan tangan, kekuatan kaki, kemampuan melempar, hingga uji daya tahan lari.
Suasana terlihat antusias, semangat menyala di wajah para peserta, seolah menyiratkan: “Kami siap menjadi yang terbaik.”
Suwarno, pengurus NPCI Jawa Tengah yang turut hadir, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan proses penting dalam menemukan talenta-talenta muda berbakat.
Atlet-atlet terpilih nantinya akan direkrut dan dibina langsung oleh NPCI untuk mewakili Jawa Tengah di berbagai ajang, termasuk kejuaraan pelajar tingkat nasional.
“Siapapun yang lolos seleksi ini, baik disabilitas intelektual, fisik, maupun kombinasi keduanya, akan kami bimbing lebih lanjut. Ini bukan sekadar latihan, tapi juga langkah awal menuju panggung nasional,” ujar Suwarno dengan optimis.
Kegiatan scouting ini, lanjutnya, merupakan agenda tahunan yang tersebar di berbagai kabupaten/kota di Jawa Tengah.
Tahun ini, ada empat titik penyelenggaraan serentak: Blora, Kudus, Kabupaten Magelang, dan Kota Magelang.
Menurutnya, hingga pertengahan 2025 ini sudah 16 daerah yang disambangi, dan sisanya akan menyusul pada tahun 2026.
“NPCI Jawa Tengah adalah pusat pembinaan atlet disabilitas. Saat ini kami memang menghadapi tantangan regenerasi. Atlet-atlet kami yang berlaga di Peparnas sudah senior. Karena itu, scouting ini menjadi kunci mencetak generasi penerus,” paparnya.
Ketua NPCI Blora, Sriono Abdul Qohar, turut menambahkan bahwa kegiatan ini tidak hanya fokus pada penjaringan atlet.
Ada juga sesi sosialisasi olahraga disabilitas yang melibatkan sekitar 50 guru olahraga dari sekolah-sekolah umum.
Harapannya, para guru ini bisa menjadi jembatan informasi dan motivator bagi siswa disabilitas untuk berani tampil dan berkarya di bidang olahraga.
Blora sendiri bukan nama baru dalam dunia olahraga disabilitas. Beberapa atlet binaan daerah ini telah menorehkan prestasi membanggakan.
Terakhir, tiga atlet asal Blora berhasil membawa pulang lima medali emas dan satu perunggu dalam ajang Pekan Paralympic Nasional (Peparnas) XVI di Solo, tahun 2024.
Dari GOR Mustika, harapan baru tumbuh. Harapan bahwa kelak, nama-nama besar atlet disabilitas akan lahir dari Blora—dan semua dimulai dari hari ini.