
BERITABLORA.ID, BLORA – Kamis (10/7/2025) pagi yang cerah di Desa Kedungringin, Kecamatan Tunjungan, Blora, berubah menjadi duka mendalam bagi dua keluarga.
Dua bocah laki-laki, AKH dan GFA, masing-masing berusia 11 tahun, meninggalkan rumah dengan wajah riang tanpa tahu itu akan menjadi kepergian terakhir mereka.
Pagi itu sekitar pukul 09.00 WIB, AKH mengajak GFA dan beberapa teman lainnya untuk berkunjung ke SD mereka di Desa Kedungringin.
Tujuan mereka sederhana, hanya ingin bersilaturahmi dengan para guru. Namun setibanya di sekolah, mereka mendapati gedung kosong—tak satu pun guru ada di tempat.
Tak ingin membuang hari percuma, AKH kemudian mengusulkan ide lain: mandi di embung desa.
Teman-teman pun mengikutinya menuju lokasi. Sesampainya di tepi embung, AKH tanpa ragu melepaskan bajunya dan langsung terjun ke air, disusul oleh GFA.
Namun tak seperti biasanya, kali ini keduanya tak muncul lagi ke permukaan. Teman-teman yang masih di atas tepi embung mulai panik.
Mereka berteriak, mencari pertolongan, berharap ada orang dewasa yang mendengar jeritan mereka.
Beruntung, ada warga sekitar yang segera datang dan berupaya menyelam untuk mencari.
AKH ditemukan lebih dulu. Ia langsung dibawa ke tepi dan diberi pertolongan pertama, meski tubuh kecilnya tetap tak memberikan reaksi.
Beberapa saat kemudian, GFA juga berhasil ditemukan. Upaya penyelamatan pun dilakukan dengan harapan terakhir.
Keduanya segera dilarikan ke Klinik Citra Mulia. Tapi harapan itu pupus ketika tim medis menyatakan keduanya telah meninggal dunia.
Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh mereka. Kematian dua sahabat kecil itu murni karena tenggelam.
Jenazah AKH dan GFA pun diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan sebagaimana mestinya.
Kepergian mereka meninggalkan luka mendalam, tidak hanya bagi orangtua dan keluarga, tetapi juga seluruh warga desa yang hari itu menyaksikan kehilangan begitu menyayat.