
BERITABLORA.ID, BLORA – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 4 Semarang terus berupaya meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api, khususnya di perlintasan sebidang yang masih rawan kecelakaan. Upaya KAI kurangi kecelakaan merupakan bentuk respon baik guna meningkatkan kualitas pelayanan sekaligus menjaga keselamatan.
Berbagai langkah pencegahan dan edukasi secara konsisten dilakukan untuk meminimalkan risiko kecelakaan yang melibatkan pengguna jalan dan kereta api.
Manager Humas KAI Daop 4 Semarang, Franoto Wibowo, menyampaikan bahwa dari Januari hingga Mei 2025, pihaknya telah melaksanakan sejumlah program keselamatan di perlintasan sebidang.
Salah satu kegiatan utama adalah sosialisasi keselamatan di lingkungan sekolah sebanyak 9 kali, guna menanamkan pemahaman sejak dini kepada pelajar tentang bahaya melintas jalur rel sembarangan, mengingat anak-anak dan remaja sering berada di area tersebut tanpa pengawasan.
Selain itu, KAI Daop 4 Semarang juga melakukan sosialisasi langsung di 188 titik perlintasan sebidang selama lima bulan pertama tahun ini.
Petugas lapangan memberikan edukasi langsung kepada pengendara motor, mobil, dan pejalan kaki di perlintasan resmi maupun liar agar lebih taat aturan lalu lintas dan memahami prioritas kereta api sesuai perundang-undangan.
Lebih jauh, tindakan tegas berupa penutupan atau penyempitan 13 perlintasan sebidang liar dan rawan telah dilakukan bersama pemerintah daerah dan instansi terkait untuk menutup akses ilegal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan.
Langkah ini diharapkan dapat mengurangi jumlah perlintasan tidak resmi yang membahayakan.
Untuk meningkatkan kewaspadaan, KAI Daop 4 Semarang juga memasang spanduk peringatan di beberapa titik perlintasan dan jalur rawan kecelakaan.
Spanduk berisi imbauan agar pengguna jalan berhenti sejenak, memeriksa kiri-kanan, dan mengutamakan perjalanan kereta api sesuai aturan yang berlaku, dengan harapan kesadaran masyarakat semakin meningkat.
Data kecelakaan selama enam tahun terakhir di wilayah Daop 4 Semarang menunjukkan pentingnya upaya pencegahan ini.
Dari tahun 2019 hingga Mei 2025 tercatat 153 kejadian kecelakaan di perlintasan sebidang, dengan 87 kasus melibatkan mobil dan 66 melibatkan sepeda motor.
Kecelakaan lebih sering terjadi di perlintasan tidak dijaga (105 kejadian) dibandingkan yang dijaga (48 kejadian).
Korban jiwa akibat kecelakaan ini juga cukup tinggi, dengan total 139 korban dalam periode tersebut, terdiri dari 74 meninggal dunia, 32 luka berat, dan 33 luka ringan.
Fakta ini mengingatkan bahwa perlintasan sebidang masih menjadi titik rawan yang memerlukan perhatian dan kepatuhan dari seluruh pengguna jalan.
Sampai Juni 2025, tercatat 90 kejadian orang tertabrak kereta api di jalur rel.
Penyebab utama meliputi kurangnya kesadaran, penggunaan gawai saat melintas, dan keberadaan perlintasan liar tanpa izin resmi.
“Upaya ini merupakan bagian dari komitmen KAI untuk menjamin perjalanan kereta api yang aman dan nyaman serta meningkatkan keselamatan pengguna jalan di perlintasan sebidang. Kami mengajak masyarakat bersama-sama disiplin dan mematuhi aturan yang ada,” ujar Franoto.
KAI Daop 4 Semarang akan terus bekerja sama dengan pemerintah daerah, Ditjen Perkeretaapian, dan pihak terkait untuk menertibkan perlintasan sebidang serta melaksanakan edukasi sebagai upaya berkelanjutan guna kurangi angka kecelakaan.